25.7 C
Indonesia
Sabtu, 24 Mei 2025

Skandal BSI Cabang S. Parman: Nasabah Dituduh Berbohong, Bukti Pelunasan Dipalsukan?

Berita Terbaru

 

AKTUALONLINE.co.id MEDAN|||Suasana mencekam mewarnai Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang S. Parman, Medan, Jumat (25/04/2025) sore.

Ratna Simanjuntak, seorang nasabah, terlibat adu mulut sengit dengan Manajer Marketing, Desmarina, terkait dugaan kelalaian dan pemalsuan dokumen.

Pertikaian ini bukan sekadar cekcok biasa, melainkan mengungkap potensi pelanggaran serius dan praktik bisnis yang meragukan.

Ratna mempertanyakan  keberadaan akta perjanjian kredit dan kejanggalan dalam rekening koran, termasuk proses Roya Sertifikat Hak Milik (SHM) yang diklaim BSI telah diurus di BPN Medan.

Desmarina, dengan arogan, menyatakan Ratna bukan lagi nasabah aktif dan semua urusan telah selesai, telah putus. Klaim ini langsung dibantah Ratna. Ia menuntut transparansi dan bukti fisik atas klaim BSI.

Lebih mengejutkan lagi, bukti pelunasan yang diterima Ratna tertanggal 14 April 2024, sementara tagihan tetap berjalan hingga 2025!  Ini jelas indikasi pemalsuan dokumen.

Konflik semakin memanas ketika Ratna mempertanyakan potongan dana cadangan (saldo tertahan) yang tidak jelas. BSI  malah saling lempar tanggung jawab antara Manajer Marketing dan Manajer Operasional, Eka. Sikap ini menunjukkan  ketidak profesionalan dan mencederai visi BSI sebagai “Top 10 Global Islamic Bank.”  Ironisnya, pengecekan langsung ke BPN Medan membuktikan BSI berbohong. Tidak ada  proses Roya atas nama Ratna!

Kejanggalan demi kejanggalan ini menimbulkan pertanyaan serius:

– Apakah BSI sengaja mengulur waktu dan mempersulit proses roya?

– Adakah upaya sistematis untuk menyembunyikan  kejanggalan dalam rekening nasabah?

– Benarkah bukti pelunasan dipalsukan?  Apa motif dibaliknya?

– Apakah  praktik saling lempar tanggung jawab ini merupakan modus operandi BSI Cabang S. Parman?

Kasus ini bukan hanya masalah pribadi Ratna, melainkan mengungkap potensi masalah sistemik di BSI Cabang S. Parman Medan. Otoritas terkait  harus segera turun tangan untuk melakukan investigasi menyeluruh dan memberikan sanksi tegas jika terbukti ada pelanggaran.

Kepercayaan publik terhadap BSI terancam  jika kasus ini dibiarkan begitu saja. Publik menuntut keadilan dan transparansi dari BSI!.|||Sahat MT Sirait

 

 

 

 

 

 

 

Editor: SMTS

Baca Selanjutnya

Berita lainnya