AKTUALONLINE.co.id – Jakarta II Koordinator Wilayah Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia Sumatera Utara (Koorwil PMPHI Sumut) Gandi Parapat mengendus dugaan persekongkolan proyek senilai Rp8 miliar pembangunan anjungan Sumut di Taman Mini Indonesia (TMII) Jakarta.
Pernyataan ini untuk mengomentari adanya otak-atik jadwal dalam tender. Misalnya, untuk perpanjangan upload harga dilakukan pada saat hari libur. Bahkan, untuk pembuktian kualifikasi dilakukan kepada perusahaan degan nilai tawar tinggi CV Wuluh Konstruksi, bukan terendah yaitu PT Binsaradya Abadi.
“Kami menduga ada persekongkolan dalam tender tersebut,” ungkapnya, Selasa (25/6/2024) siang.
Jika kondisinya begitu, maka Gandi Parapat berkeyakinan kuat telah terjadi negosiasi di luar tender yang dilakukan secara online. Akibatnya, selain penawar terendah dalam tender kalah, pemerintah juga rugi karena harus merogoh dana besar untuk membangun.
Jika fakta ini terus dilangsungkan, maka Gandi Parapat meminta agar pemerintah meniadakan tender serta menunjukkan langsung pemenang tender tanpa memberi janji palsu kepada pengusaha yang benar-benar kompeten bekerja.
Sebelumnya diberitakan, proyek senilai Rp8 miliar anjungan Sumut Taman Mini Indonesia (TMII) tahap III di Jakarta mulai memanas, setelah kejanggalan dan adanya penggiringan bermain curang dalam memenangkan tender dirasakan oleh rekanan.
Luhut Gultom kepada Aktual Online, Sabtu (22/6/2024) siang menceritakan bahwa ia mulai mengendus ketidakberesan dalam lelang proyek saat penyelenggara membuat pengumuman perpanjangan upload penawaran harga pada hari libur nasional.
“Hari selasa, itu masih libur. di situ mereka umumkan perpanjangan waktu tanpa babibukedebu (red. alasan) ke kita,” Luhut Gultom ungkapnya.
Meskipun begitu, ia tetap mengikuti arah permainan penyelenggara lelang. Hingga akhirnya muncullah 3 nama perusahaan, yakni PT Binsaradya Abadi yang merupakan miliknya, CV Wuluh Konstruksi, dan Simpang Tiga Titian.
PT. Binsaradya Abadi sendiri menawar pengerjaan proyek bernilai Rp8 miliar dengan harga Rp7,2 miliar, CV Wuluh konstruksi memberikan penawaran sebesar Rp7,8 miliar dan Simpang Tiga Titian sebesar Rp7,9 miliar.
Meski membandingkan harga penawaran yang diajukannya lebih murah, Luhut Gultom masih ragu dapat memenangkan tender akibat pengumuman perpanjangan upload harga pada hari libur nasional.
Baginya, dalam tender proyek ini bukan soal menang kalah. Luhut Gultom mengaku legowo jika kalah. Namun ia akan melakukan tuntutan seandainya lelang proyek dimenangkan orang lain dengan cara curang serta bekerjasama dengan pihak panitia lelang.
Sementara itu hingga berita ini ditayangkan, Kepala Badan Penghubung Provinsi Sumut selaku Pengguna Anggaran Ichsanul Arifin tidak mau berkomentar, dan meminta Aktual Media Grup untuk menghubungi pokja.
“Terima kasih mas. Sebaiknya ditanyakan kepada pokja ya,” terangnya.
Diketahui, Pemprov Sumut telah dua kali menganggarkan dana untuk membuat anjungan. Tahap I tahun 2022 dianggarkan sebesar Rp5 miliar, dan tahap II tahun tahun 2023 senilai Rp7,4 miliar. II Prasetiyo