AKTUALONLINE.co.id – Medan II Ilmu racik meracik makanan, Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan memang jago. Kebolehan itu sengaja mereka sajikan lewat ratusan kudapan lezat, manis dan bergizi yang boleh dicicipi saat pastry display atau pameran makanan hasil kreatifitas dari para mahasiswa mereka.
Ada ratusan kue berjejer di atas meja sepanjang tepi dan tengah ruangan, hingga mengepung podium. Aromanya menyibak dan memancing rasa lapar para tamu yang hadir di sana, termasuk kami.
Seperti temanya Sweet Viral, 180 macam kue dan roti tradisional, oriental, dan kontinental yang dibuat memang merupakan camilan terkini dari beragam wilayah di dunia. Makanya untuk pesta makan semacam ini, Sofi Firani selaku penanggung jawab acara membutuhkan persiapan selama 3 bulan.
“Jumlah keseluruhannya ada 2000 produk. Ada croissant cookies, kemudian ada cronut, dan ada cromboloni. Kemudian ada juga yang viral tapi yang era sebelumnya,” jelas Sofi, Kamis (16/5/2024) siang.
Meski dibuat oleh tangan amatiran mahasiswa, kue dan roti yang disajikan cukup ternyata cukup enak juga loh. Misalnya, croissant cookies. Makanan yang awalnya populer dari Paris tersebut terasa renyah dan legit berpadu dalam manisnya coklat.
Kue tradisional di sini juga tidak ketinggalan. Ada lupis yang mengembalikan ingatan kita saat masa-masa di kampung halaman saat pagi hari bersama keluarga.
Ludesnya kue dan roti yang disiapkan Poltekpar Medan dalam hitungan dua puluh menit, juga menunjukkan betapa ampuhnya racikan adonan para mahasiswa menyihir mulut 200 lebih tamu undangan untuk tidak berhenti mengunyah.
“Alhamdulillah karena dibimbing para dosen Poltekpar, support kawan-kawan. Awalnya saya gugup, apalagi ini acara besar. Memang passion saya masak, dan Poltekpar ini kuliahnya menyenangkan dengan hobi saya,” ungkap Siti Fatimah yang merupakan Ketua Pastry Display.
Memang, menurut Jerry Wilson S.S., M.Hum selaku Ketua Prodi Pengelolaan Patiseri, kegiatan semacam ini bukan kali pertama diadakan, melainkan dua kali dalam setahun. Hal ini sebagai bentuk pembuktian hasil belajar para mahasiswa yang dapat dinilai langsung oleh para orangtua.
“Ini kegiatan 1 tahun 2 kali, setiap semester ganjil dan genap. Kue dan roti ini semuanya buatan mahasiswa yang dibimbing oleh dosen berkualitas di Politeknik Pariwisata Medan,” terangnya.
Tidak sedikit yang mengiyakan bahwa memasak merupakan sebuah kegembiraan karena telah membuat orang lain senang. Dan ternyata, untuk bisa seperti itu tidak perlu merogoh kocek yang begitu mahal.
Pendidikan yang diberikan oleh Poltekpar Medan untuk para mahasiswa tidak sampai menghabiskan sebanyak Rp20 juta selama 3 tahun. Semuanya diberi bekal teori dan praktek seperti unjuk hasil masakan mereka. Belajarnya santai, menyenangkan dan bisa menghasilkan cuan.
“This is school of life style (red. sekolah gaya hidup), industry of happiness (industri kegembiraan), jadi kita tertawa-tawa, enjoy, duit banyak,” ungkap Dr. Rahmat Darmawan selaku Wakil Direktur II Poltekpar Medan.
Nah, kue dan roti yang ditampilkan mereka dalam Pastry Display merupakan bukti konkret bahwa mahasiswa Poltekpar Medan mampu membuat orang-orang tidak berhenti mengunyah, siap bersaing di dunia industri maupun enterpreneur usai menamatkan pendidikannya.
“Kita mampu bersaing untuk orang-orang maupun industri yang sifatnya nasional maupun internasional,” tutup Dr. Femmy I. Dalimunthe M.Si, CHE, CEE selaku Wakil Direktur 3 Poltekpar Medan. II Prasetiyo