Oleh : Donny Adiatmana Ginting, S.Pd.,M.S.
Penulis adalah Dosen STKIP Al Maksum
Latar Belakang Pemerintah menghadirkan kurikulum merdeka di setiap unit pendidikan dasar dan menengah adalah untuk memberi ruang bagi peserta didik dalam memahami kebutuhan belajar dan meningkatkan kompetensinya. Mengakui kebutuhan, minat, dan cara belajar siswa adalah esensial dalam proses ini.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah konsep dari kurikulum merdeka yang memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan, minat, dan metode belajar siswa. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan berbagai perlakuan dan tindakan yang berbeda untuk setiap peserta didik (Pitaloka & Arsanti, 2022). Untuk melaksanan pembelajaran berdiferensiasi, Guru harus mengetahui komponen komponen yang ada di dalam pembelajaran berdiferensiasi yang terdiri dari isi, proses, produk dan lingkungan belajar.
Konten mencakup kurikulum dan materi ajar yang disesuaikan dengan cara belajar setiap siswa. Ada tiga jenis gaya belajar siswa, yaitu auditory, visual, dan kinestetik. Dalam hal proses, hal tersebut berkaitan dengan cara siswa berhubungan dengan materi dan mendapatkan informasi sesuai dengan cara belajar mereka. Dalam aspek ini, guru dapat menerapkan metode seperti pemodelan, latihan, dan demonstrasi di ruang kelas.
Sedangkan komponen produk menggambarkan bagaimana siswa dapat mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari, misalnya melalui presentasi, demonstrasi, atau penampilan. Dalam kerangka kurikulum merdeka, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu rintangan bagi Guru di semua tingkat pendidikan. Ini khususnya dirasakan oleh guru di SMA Swasta Tunas Bangsa, sebuah sekolah dengan status mandiri berubah di Kabupaten Langkat.
Tantangan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang dihadapi oleh Guru SMA Swasta Tunas Bangsa bersumber dari belum tersedianya media pembelajaran yang dapat mengadopsi pembelajaran berdiferensiasi sehingga pembelajaran berdiferensiasi belum dapat diterapkan secara optimal kepada siswa. Ketersediaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor utama agar dapat mengoptimalkan pembelajaran berdiferensiasi.
Electronic Module (E-Module) adalah modul ajar berbentuk elektronik yang dapat di akses melalui handphone atau laptop yang menawarkan fleksibilitas waktu kepada siswa sehingga siswa dapat membuka modul dari mana saja dan kapan saja. Untuk mengembangkan e-module dapat menggunakan aplikasi FLIP PDF Professional karena aplikasi ini mempunyai beberapa keunggulan yang salah satunya dapat membuka halaman modul secara bolak-balik dan tidak perlu keterampilan pemograman.
Sebagai insan Perguruan Tinggi, permasalahan yang dihadapi oleh Mitra merupakan salah satu fokus dari penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi , terutama dalam bidang pengabdian Masyarakat yang merupakan bentuk penerapan dari program KKNT ( Kuliah Kerja Nyata Tematik) yang merupakan salah satu program MBKM dengan harapan dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi mitra, memberi pengalaman belajar mahasiswa untuk hidup di tengah mayarakat dan mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai untuk pemecahan masalah yang dihadapi mitra.
Pendampingan Guru SMA Swasta Tunas Bangsa Dalam Pengembangan E Modul Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis FLIP PDF Professional adalah pengabdian Masyarakat yang didanai oleh Kementrian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) tahun 2023 dengan tim pelaksana dari Dosen STKIP Al Maksum terdiri dari Donny Adiatmana Ginting, Rosmen dan Azrina Purba. Hasil dari pendampingan Guru-Guru SMA SWASTA Tunas Bangsa yaitu Guru-Guru dapat membuat modul ajar berbasis pembelajaran berdiferensiasi yang dapat diakses secara online dan dapat dibuka dimana saja. Selain itu, pendampingan ini menghasilkan media pembelajaran berbentuk modul elektronik yang meningkatkan ketersediaan media pembelajaran di SMA Tunas Bangsa sehingga Guru tidak kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Tim Pelaksana mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi (DRTPM) telah mendanai kegiatan pengabdian kepada Masyarakat, SMA Tunas Bangsa sebagai mitra kegiatan , Ketua STKIP Al Maksum dan LPPM STKIP Al Maksum yang telah membantu dalam proses pengusulan sampai monitoring serta evaluasi dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini.