Pola penjualan tanah HGU dan eks HGU PTPN I Regional I dan SEVP Ganda Wiatmaja. (Foto: Ist/Aktual Online)
#Edisi 30
AKTUALONLINE.co.id – Deli Serdang || Setelah adanya kode terbalik yang dinyatakan Senior Executive Vice President Aset (SEVP) PTPN I Regional I Ganda Wiatmaja soal jual beli tanah HGU dan eks HGU kepada pengusaha swasta (red. PT. Ciputra KPSN), kini perusahaan perkebunan plat merah tersebut bungkam.
Mereka tidak mampu menjelaskan soal penjualan lahan HGU beserta bangunan di atasnya yang dilakukan oleh PT. Ciputra KPSN secara terang-terangan dengan harga selangit kepada masyarakat.
Padahal, PTPN I Regional I membuat pernyataan di berbagai media massa bahwa pembangunan proyek Deli Megapolitan merupakan bentuk Kerjasama Operasional (KSO) dengan melibatkan PT. Nus Dua Propertindo.
Lewat sebuah perjanjian, lebih dari 8 ribu hektare lahan HGU diubah menjadi HGB untuk dikelola secara bersama, bukan dijual sepihak oleh PT. Ciputra KPSN.
Sejak 2 September 2025, pihak PTPN I Regional I melalui Humas Rahmad Kurniawan yang dihubungi Aktual Online, belum memberikan penjelasan mengenai penjualan oleh penguasa non pribumi terhadap aset negara yang dititip kepada mereka untuk dikelola sebagai kebun.
Sebelumnya, SEVP PTPN I Regional I Ganda Wiatmaja menyampaikan kode terbalik untuk mengungkap fakta permainan jual beli aset tanah negara kepada pengusaha swasta.
“Bang kami tidak ada melepaskan aset tanah HGU ke perusahaan swasta. Kita tidak dapat melepaskan aset HGU ke perusahaan swasta. Kalau eks HGU bisa bang,” tulisnya lewat aplikasi perpesanan 26 Agustus 2025 lalu.
Memang, Ganda Wiatmaja terkenal vokal mengungkap fakta-fakta permainan di PTPN I Regional I. Seperti kasus 300 Ha lahan sport centre yang dibeli Pemprov Sumut era Edy Rahmayadi ternyata bukan HGU maupun eks HGU.
Meski telah terang benderang kejelasannya, tidak satupun aparat penegak hukum yang mau menyentuh pejabat PTPN I Regional I sejak dahulu. *Bersambung ke #Edisi 31. || Prasetiyo
Baca berita terkait #Edisi 29
Tidak Ada SHM, Perumahan Citraland Dibandrol Paling Murah Rp400 Juta