20.9 C
Indonesia
Senin, 20 Januari 2025

Kapas Marelan Gunakan Logo Kejari Belawan Saat Dinas di Pasar, Kabarnya Sang Istri Bekerja di Sana

Berita Terbaru

AKTUALONLINE.co.id – Medan II Kepala Pasar (Kapas) Marelan Abdul Rahim kerap mengenakan jaket berlogo Kejari Belawan saat dinas di Pasar Marelan. Dikabarkan, pakaian tersebut bisa ia peroleh karena sang istri bernama Wati bekerja di lembaga dengan lambang timbangan tersebut.

Kuatnya kebiasaan menggunakan kaos berembel-embel Kejaksaan tersebut ia tunjukkan saat wawancara dengan program Ekslusif Aktual Media Grup, Jumat 12 Juni 2024 lalu di halaman parkir Pasar Marelan.

Tanpa sungkan, ia pun kepada www.aktualonline.co.id mengakui bahwa sang istri saat ini masih aktif bekerja di Kejari Belawan.

“Iya masih di Kejari Belawan istri,” ungkapnya sebelum menaiki sepeda motor meninggalkan Tim Aktual.

Penggunaan logo Kejari Belawan untuk menjalankan dinas di Pasar Belawan oleh Kapas Marelan Abdul Rahim menimbulkan salah persepsi masyarakat yang melihatnya. Apalagi yang memakainya berasal dari instansi berbeda.

Terkait penggunaan jaket berlogo Kejaksaan tersebut, Kasi Intel Kejari Belawan Oppon Beslian Siregar mengatakan bahwa memang istri dari Kapas Marelan Abdul Rahim bernama Wati bekerja sebagai honor di Kejari Belawan.

Ia menegaskan bahwa pemakaian jaket tersebut tidak masalah digunakan oleh Kapas Marelan Abdul Rahim saat dinas, selama tidak merugikan pihak Kejari Belawan.

“Benar bang, istrinya honor di Kejari Belawan. Itu jaket dibagikan pada hari Adhiyaksa. Selagi tidak merugikan, boleh dipakai. Tapi kami belum mengetahui jaket itu dipakainya tiap hari atau tidak,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Kapas Marelan Abdul Rahim membunuh karakter Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno, dengan menyebutnya tidak tahu apa-apa soal pasar, khususnya pembangunan pasar Marelan.

“Mungkin Pak Warno menghindar dari konfirmasi karena ia tidak tahu persoalan,” tegasnya dalam wawancara program Ekslusif Aktual Media Grup beberapa waktu lalu dengan memakai baju berlogo Kejari Belawan.

Meski begitu yakin khatam soal pasar, Abdul Rahim akhirnya mengaku bahwa ia juga sebenarnya hanya mendengar-dengar saja soal pembangunan yang ada di Pasar Marelan Medan.

Mirisnya, pengakuan itu ia lontarkan setelah dicecar soal dana pembangunan sebesar Rp25 miliar di tahun 2013, dan Rp26 miliar di tahun 2016 namun tidak satupun fasilitas utama seperti kios, meja, stand, hingga saluran air mampu terbangun dengan anggaran begitu besar.

“Jujur saja saya sebenarnya hanya sebatas mendengar berita, bukan langsung,” jelasnya.II Prasetiyo

Baca Selanjutnya

Berita lainnya