AKTUALONLINE.co.id – Medan II Ibarat nasi sudah menjadi bubur, usaha Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution untuk membangun jadi sia-sia. Gara-gara ulah Dirut PUD Pasar Medan Suwarno, pamor menantu Presiden itu anjlok karena dibanding-bandingkan dengan mantan Wali Kota sebelumnya Rahudman Harahap soal mengelola pasar.
Analisis Presidium Mimbar Rakyat Anti Korupsi (Marak) Arief Tampubolon, Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution salah pilih dan telat mengambil kebijakan untuk mencopot Suwarno dari jabatannya sebagai Dirut PUD Pasar Kota Medan, meski telah diingatkan oleh Aktual Media Grup jauh hari.
Jika dibandingkan, sejak ditetapkan menjadi Pjs Walikota pada 23 Juli 2009 Rahudman langsung menertibkan pedagang kaki lima dari trotoar dan fasilitas umum lainnya yang kala itu sangat marak terjadi. Termasuk pasar Sutomo yang dikenal macet mampu dibuatnya lancar. Pedagang hasil bumi di Sambu juga berhasil dibujuknya pindah ke Pasar Induk Laucih.
Pedagang di sepanjang trotoar RS Elisabeth dan Sekolah Harahap ditertibkan sehingga jalan tidak macet. Bahkan, Rahudman Harahap berhasil pula mendorong pihak swasta dari warga sekitar Padang Bulan USU mengembangkan pusat perdagangan baru yang populer dengan sebutan Pajak USU (Pajus) untuk menampung pedagang liar yang berjualan di fasilitas umum.
“Kalau kayak gini, betullah kata publik Pak Bobby Nasution tak sehebat Rahudman Harahap soal pasar. Semua gara-gara Suwarno,” sindirnya, Rabu (15/5/2024) malam.
Memang untuk soal pasar, saat ini pun nama suami dari Kahiyang Ayu itu masuk google trending setiap hari. Namun sangat disayangkan, dalam berita tersebut kepuasan terhadap kinerja Bobby Nasution sedikit terjegal karena aib yang dibuat Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno.
Mulai dari kebocoran PAD parkir, pengelolaan kamar mandi yang ketahuan dikuasai pengawas internal, pedagang-pedagang di pinggir sengaja dipelihara dan menjadi sumber kemacetan, penggunaan uang miliaran rupiah dari seluruh pasar menjadi tanda tanya karena minimnya fasilitas di pasar hingga terseretnya Suwarno dan belasan pejabat PUD Pasar Medan dalam proses hukum di kejaksaan.
Namun, Arief Tampubolon tidak memungkiri sejumlah keberhasilan Wali Kota Bobby Nasution dalam membangun Kota Medan. Misalnya, anggaran besar turun dari pusat, bagusnya kualitas aspal jalan, mulai galaknya program serba digital, dan yang paling penting tidak anti kritik.
Agar publik tidak sanksi untuk memilih Bobby Afif Nasution jadi Gubernur Sumut, Arief Tampubolon menyarankan agar Suwarno segera dicopot dari jabatannya sebagai Dirut PUD Pasar. Dengan begitu Kejari Medan dan Kejari Belawan juga tidak ragu melakukan pemeriksaan kepadanya atas dugaan penyalahgunaan wewenang serta korupsi yang proses hukumnya masih berjalan saat ini.
Terpisah, Aktivis ’98 Acil Lubis meminta agar nantinya Suwarno dimasukkan daftar hitam dari perusahaan maupun jabatan apapun di Pemko Medan. Ia menilai Suwarno tidak mampu menjaga stabilitas dan nama baik saat mengemban tugas yang dipercayakan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution.
“Black list saja pak Wali. Kalau sudah dikasih kesempatan, terus ketika ada masalah tidak mampu menyelesaikan dalam rentang waktu cukup lama, untuk apa dipakai lagi,” desak Acil Lubis.
Sementara itu, Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno hingga saat ini terus menutup diri. Bahkan ia tetap bungkam setelah redaksi Aktual menyarankan kepada dua orang mengaku pro Suwarno yang datang ke redaksi, yakni Ibrahim Ahmad Tanjung atau Boim selaku pedagang di Pasar Petisah, dan Ketua Pelindung Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P4B) Kota Medan Siswarno, untuk membuka kebenaran versinya melalui wawancara.II Prasetiyo