AKTUALONLINE.co.id MEDAN ||| Para pekerja uji sondir atau pengambil sampel tanah untuk mengetahui pelapisan tanah dan daya dukungnya sebelum dilakukan pembangunan stadion utama PON 2024, nyaris bentrok dengan Kelompok Tani Sejahtera Deli Bersatu (KTSDB) di lahan yang akan dijadikan kawasan sport centre oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, karena mengaku utusan dari Dispora Sumut namun tidak bisa membuktikannya.
Hal ini bermula sejak para pekerja sondir datang dengan peralatan bor lengkap masuk ke wilayah kelompok tani KTSDB dengan didampingi kelompok Nanang Cs (eks. terpidana pemalsuan surat Sumut Sport Centre), pada Kamis 20 Oktober 2022 silam. Selain melakukan pemotretan, seseorang dari rombongan itu hadir dengan menenteng senjata tajam mondar-mandir melewati anggota kelompok tani.
“Tidak apa-apa. Nanti, kalau ada apa-apa kami kabari,” ucap serentak beberapa anggota kelompok tani KTDSB menirukan pesan seseorang diantara rombongan yang datang beberapa waktu sebelumnya.
Pantauan www.aktualonline.co.id di hari kedua pengerjaan, Jumat (21/10/2022) siang usai pengeboran titik pertama selesai, para pekerja mengemasi peralatan untuk pindah ke titik kedua. Bersamaan dengan itu, muncul belasan petugas satpol PP di pintu masuk Sumut Sport Centre. Dikira ingin mengawal para pekerja sondir, tiba-tiba petugas Pol PP ini turun ke lahan lalu mengusir petani yang sedang bercocok tanam, serta mencoba menyerbu ke arah anggota kelompok tani yang sedang membuat gubuk di pematang sawah.
Melihat pergerakan anggota Satpol PP itu, anggota kelompok tani lain meramaikan areal gubuk sehingga membuat anggota Satpol PP tarik diri. Tak lama, datang pula dua pekerja dan satu tim dari Nanang Cs menggunakan dua sepeda motor mendekat ke areal pemukiman kelompok tani KTSDB.
Saat ditanya, para pekerja ini mengaku merupakan utusan dari Dispora Sumut. Namun mereka tidak mampu menunjukkan surat tugas atau dokumen apapun terkait aktivitas mereka mewakili instansi tersebut di lahan yang sudah dikuasi kelompok tani KTSDB jauh sebelum diklaim oleh Pemrovsu.
“Kami hanya pekerja. Dari Dispora Sumut,” ungkap pria berbadan gemuk memakai baju hitam yang mengaku bermarga Ginting.
Dengan teror yang sudah ditujukan ke kelompok tani serta adu argumen yang dipicu anggota Nanang Cs membuat situasi memanas. Pengawal para pekerja uji sondir itu terus memancing emosi anggota kelompok tani KTSDB dengan memaksa masuk dan mengaku-ngaku sebagai putra daerah setempat. Namun, jumlah anggota kelompok tani KTSDB yang semakin ramai, pekerja beserta tim Nanang Cs akhirnya mundur.
Selang 1 jam, para pekerja yang tadi kemudian datang dengan membawa rombongan tambahan. Yakni perwakilan Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Provsu , dan sekuriti.
“Kita dari Dispora mewakili dari Dinas Cipta Karyanya. Jadi kami di sini untuk menilai tanah kita ini. Untuk gempanya, untuk apanya, segala sesuatu. Jadi tidak ada untuk menggusur, segala macam. Kami hanya tim teknis,” terang Dedy Susilo Tarigan ST, M.Si selaku Kepala Seksi Air Minum dan Tata Lingkungan Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Provsu
Bahkan, kehadiran Dedy yang sejak awal ingin menunjukkan surat tugas untuk pengerjaan pengambilan sampel tanah di Desa Sena, hingga akhir pertemuan hanya mampu menunjukkan KTP pribadinya saja. Meski begitu, anggota kelompok tani KTSDB tetap membuka akses kepada rombongan pekerja uji sondir yang ingin melanjutkan pekerjaannya.
Sebelumnya, tim www.aktualonline.co.id juga telah menjumpai 5 orang pekerja uji sondir yang sedang melakukan pengeboran, tak jauh dari gapura Sumut Sport Centre. Ginting, seorang pekerja untuk proyek dengan anggaran sebesar Rp. 100 Juta ini mengaku merupakan subkon dari salah satu konsultan inisial M yang berkantor di Jakarta.
Terpisah, Sekretaris Dispora Sumut, Hj. Dahliana SH, M.Si yang dihubungi oleh Aktual Media Grup juga menerangkan bahwa tim uji sondir tidak berada di bawah naungannya melainkan Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Provsu ||| Pras
Editor : Pras