Advertisements

AKTUALONLINE.co.id. SIMALUNGUN |||
Gonjang-ganjing terkait dengan RTP Parapat kian hari makin diplesetkan orang. Ada yang sebut RTP ini jadi Ruang Tertutup Publik, padahal saat diresmikan Presiden, Pak Jokowi bilang Ruang Terbuka Publik.

Hal ini akibat sikap pihak Pemborong dari PT WIKA Gedung bersama Staf Kementerian PUPR di kota Parapat, seolah membenturkan Pemkab Simalungun bersama Uspika Kecamatan Girsang Sipangan Bolon kepada warga setempat yang menggantungkan hidupnya berjualan asongan dan lainnya di sekitar RTP Parapat yang dulunya bernama “Pantai Bebas Parapat”.

Persoalannya begini, Pihak PT WIKA Gedung bersama PUPR ingin melakukan perbaikan, maka diciptakanlah spanduk bertuliskan “LOKASI INI DITUTUP SEMENTARA UNTUK PEMELIHARAAN (Under Maintanance), Mulai 4 April 2022”, Jumat lalu.

Warga yang berprofesi sebagai pedagang jajanan dan asongan di Pantai Bebas langsung berkumpul dan melakukan protes, selaian tanggal dalam pengumuman dalam Spanduk warna kuning itu ditulis akan ditutup sejal 14 April tanpa pemberitahuan kapan dibuka lagi langsung berontak, dan mencopot spanduk milik PUPR itu.

Saat dibuka, staff PUPR yang menurut warga bernama Ade Wisnu (Bayu) itu terlihat dicercar dengan sejumlah pertanyaan oleh warga, dan parahnya lagi pihak staff PUPR ini tak berkutik alias bungkam saat ditanya sejumlah insan Pers disana.

Tampak juga sejumlah Aparat Polsek Parapat turun ke lokasi dan sepertinya tak terlalu ambil pusing dengan situasi itu, bahkan tak berani mengamankan warga yang mencopot spanduk yang dipasang oleh pihak PUPR itu. Janggal memang jika pihak pengamanan pun terlihat hanya jadi penonton dan sibuk mengambil vidio dan foto. Lalu siapa yang salah…!.

Demikian disampaikan warga M. Sinaga (50) saat menyaksikan situasi yang keduakali itu. Pasalnya, Kasatpol PP Simalungun pernah turun sekitar 2 Minggu yang lalu ke lokasi RTP Parapat Pantai Bebas Parapat, awalnya melakukan sosialisasi dan berharap warga pedagang asongan dan kegiatan lainnya dari RTP Parapat itu dikosongkan, namun apa jadinya, Kasatpol PP Simalungun bersama pasukannya itupun sama-sama gigit jari dan tak mampu mengusir pedagang dari dalam RTP Parapat itu.

Sebelumnya pihak Kepala Balai Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR menerbitkan Surat akan menutup kembali RTP Pantai Bebas, tertanggal 23 Maret 2022 nomor. UM.04.02/Cb2/ 421 tentang pemberitahuan penutupan lokasi RTP Pantai Bebas yang ditandatangani oleh Kepala Balai Syafriel Tansier ST. MT dan Surat itu ditujukan kepada Bupati Simalungun.

Alasan lain penutupan RTP Parapat adalah demi perbaikan dan perawatan. Lho, jika dirunut dari sejumlah Progres Pembangunan yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo, tak satupun yang ditutup total demi Under Maintanance (Pemeliharaan).

Lihat Jalan Tol, yang jelas-jelas sudah ada pintu tolnya, saat perawatan, mereka hanya memasang portal atau perboden di lokasi jalan atau bangunan yang diperbaiki, bukan berarti menutup jalan Tol dari pengguna jalan. Sama halnya dengan sejumlah fasilitas umum lainnya yang sudah diresmikan Pak Jokowi, lalu mengapa di Pantai Bebas Parapat ini koq seenaknya dilakukan penutupan dan tanpa sosialisasi dari Lurah Parapat dan Camatnya.

Kami ini masyarakat lho. Ditengah pandemi dan Endemi Corona seperti ini, baiknya Pihak Pemborong dan PUPR berkordinasi baik dulu dengan Pemkab Simalungun, dan sebenarnya siapa sih pihak pengelola RTP Parapat ini.

RTP Parapat Depan Hotel Atsari Parapat ini sepi pengunjung karena tidak ada lokasi Parkir dan bangunan tembok dari bahu jalan tampak menutupi pemandangan Danau Toba

Jangan main politik lah…sebab kami dengar pihak BPODT juga bernafsu untuk mengelola RTP Parapat, sementara sejumlah Vendor dan calon pengusaha pengelola Pantai Bebas Parapat dan Dermaga Atsari juga sudah ada yang mengajukan diri ke Pemkab Simalungun. “Jadi Idia Do Parsilap Ni On (Dimana Letak Kesilapannya)”, Ujar L Situmorang menambahkan.

Di lain pihak, ternyata ada informasi bahwa masih biaya Miliaran Rupiah lagi untuk perawatan kedua RTP Parapat itu sampai bulan September mendatang.

“Jadi, kalau RTP ini ditutup, biaya pemeliharaan itu, mau memelihara apa dan siapa?” Ketus warga.

Buntut plin-plannya dalam sistim pengelolaan penggunaan  RTP Parapat Panbes Parapat dan Dermaga Atsari Parapat, diisukan Besok (Senin, 4/4/2022) akan ada aksi masyarakat yang lebih besar lagi apalagi jika tidak dilakukan sosialisasi kepada para pedagang seperti yang diharapkan kemarin, Ujar salah seorang warga yang mengaku disodori kertas untuk mendukung aksi warga itu dan benar tidaknya ada aksi tersebut akan kita kabarkan kembali. ||| Z3S

 

 

Editor : Zul