AKTUALONLINE.co.id ||| Warga Dusun VI Desa Patumbak II Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang saat ini sangat resah dan jengkel akibat polusi udara yang disebabkan asap yang timbul dari usaha pembuatan arang dari batok atau tempurung.
Warga berharap aparat pemerintah bisa menindaklanjuti keluhan warga dengan menutup usaha yang berada di tengah-tengah pemukiman warga tersebut, sebab dampak asap yang menyebar segala penjuru di lingkungan warga Dusun VI itu selain menyebabkan polusi juga menyebabkan terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan batuk-batuk dari mulai anak bayi sampai orang dewasa.
“Usaha pembuatan arang dari batok atau tempurung kelapa sangat membahayakan bagi pernafasan warga, kami warga keberatan dan sangat terganggu dengan polusi asap yang menyebar seperti kabut dari usaha pembuatan arang tersebut, saat ini sudah ada yang terkena ispa dan batuk-batuk”, kata Timbul Simanjuntak (59) salah seorang warga setempat, Selasa (01/02/2022) kepada awak Media AKTUAL Online.Com.
Dalam kesempatan itu, dia berharap usaha tersebut ditutup atau pindah yang agak jauh dari pemukiman warga, sehingga tidak mengganggu warga.
“Usaha tersebut beroperasi selama 24 jam,warga berharap supaya usaha tersebut ditutup selamanya.Karena sudah ada anak yang berumur 1 tahun dan orang tua sudah kena Ispa,jangan sampai banyak timbul korban lainnya”, ujarnya jengkel.
Timbul Simanjuntak juga mengaku sudah melaporkan masalah tersebut kepada Kepala Desa dan RT setempat, namun belum juga ada jalan keluarnya. “Saya sudah lapor ke Kades dan sudah dilakukan mediasi dengan perusahaan batok arang tersebut,namun tidak ada titik terangnya”, imbuhnya.
Untuk itu,warga akan melaporkan masalah ini kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan kepada pihak berwajib.

“Kami akan menyurati Bupati Deli Serdang dan ke Polda Sumatera Utara,jika masalah ini belum juga selesai dilakukan oleh pihak Kades dan Kecamatan,”tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Iren Br Lubis (26), warga lainnya. Dia juga merasa tergangu dengan keberadaan usaha pembuatan aran dari batok kelapa yang terletak di dekat pemukiman penduduk. “Terus terang saya keberatan dan terdampak adanya pabrik arang dari batok kelapa di desa kami,” katanya.
“Sangatlah tidak nyaman kalau udara yang seharusnya kita hirup adalah udara sega,namun kini berubah udara bercampur asap.cari keuntungan seharusnya tanpa mencemari lingkungan apalagi penduduk sekitar,sungguh ironis”, ujarnya.
Menurut Iren Br Lubis yang mempunyai dua orang anak yang masih kecil, Pihak karyawan pabrik sudah diberitahu beberapa waktu lalu agar cerobong asap pabrik ditinggikan. Namun, tidak ada tindak lanjut hingga saat ini.
“Sudah kami kasih tahu karyawannya agar di sampaikan ke pemilik pabrik arang, tapi belum ada respon penanganan,” katanya.
Iren Lubis berharap adanya peristiwa ini pihak perusahaan harus meminta izin menyeluruh kepada warga. “Semacam persetujuan warga kanan kiri atau mungkin dekat dengan pabrik tersebut,” kata dia.
Sementara Kepala Desa Patumbak II Kecamatan Patumbak, Bambang Suherman saat dimintai tanggapannya lewat sambungan seluler mengatakan telah mendengar keluhan warga terkait hadirnya usaha arang batok kelapa di desanya.
“Saya selaku Kades sudah melakukan mediasi antara pengusaha dan warga sebanyak 6 kali pertemuan.Nah,pertemuan terakhir telah melakukan musyawarah dan kesepakatan jika pengusaha harus memasang corong asap setinggi 10 meter dan memasang filter untuk mengurangi keluarnya banyak asap dalam corong,”Ujar Bambang Suherman.
Menurutnya, Dalam pertemuan terakhir dengan warga dan pengusaha telah disepakati jika pihak pengusaha tidak memasang filter dan meninggikan corong maka usaha arong batok kelapa tidak boleh beroperasi dan menghentikan aktivitas didalam pabrik.
“Semoga pengusaha bisa mematuhi dan melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat,sehingga warga tidak resah dan khawatir dengan aktifitas usaha tersebut,”harapnya.
Sementara, Adi sebagai pekerja dan pemasok batok kelapa saat ditemui awak media di lokasi pabrik menjelaskan bahwa arang asap batok kelapa tidak membahayakan pernafasan bagi para pekerja dan keluarganya.
“Buktinya para pekerja disini tidak pernah mengalami gangguan pernafasan dan anak-anak di sekitar perumahan usaha arang batok kelapa tidak mengalami gangguan pernafasan,”ujar Adi yang tinggalnya berdekatan dengan pabrik arang batok.
Menurut Adi,usaha arang batok kelapa dikelolah oleh beberapa warga yang tinggal di daerah sekitar pabrik dan para pekerjanya merupakan warga sekitar.
“Pabrik ini baru berdiri bang,ini merupakan usaha rumahan yang dikelola warga sekitar,sementara pemiliknya bukan hanya satu orang,”ujarnya. ||| Antoni Pakpahan
Editor : Toni