AKTUALONLINE.co.id – Sibolga || Sekelompok mahasiswa yang menamai dirinya Geram, menggelar aksi demo di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sibolga. Mereka membeberkan adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli) yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sibolga terhadap 49 Sekolah penerima Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2024 tahap I.
Melalui aksi tersebut, Koordinator Aksi Julianus M Hia mendesak agar Sibolga segera memeriksa Kadisdik. Sejauh ini, massa mengaku Kadisdikbud Sibolga Masnot Hasibuan seakan kebal hukum karena selalu lolos dalam berbagai laporan masyarakat soal dugaan korupsi yang dilaporkan. Untuk ia mereka meminta Kejatisu turun tangan melakukan penanganan perkara di dinas tersebut.
“Kami minta Kejaksaan Negeri kota sibolga untuk melakukan pemeriksaan terhadap kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota sibolga, yang diduga telah melakukan tindak pidana korupsi (pungli) dana BOS tahap 1 tahun 2024. Sudah banyak laporan yang menyebabkan di periksanya kepala dinas tersebut seakan akan kebal hukum,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sibolga, Masnot Hasibuan yang dikonfirmasi terkait aksi yang menuding pihaknya melakukan pungli terhadap 49 sekolah penerima Dana BOS 2024, tidak begitu merespon tudingan tersebut. Masnot melempar konfirmasi wartawan ke para Kepala Sekolah, agar informasi yang diperoleh jelas dan tidak menjadi fitnah.
“Saya sudah sering tekankan kepada setiap bawahan saya, jangan ada kutipan ke setiap sekolah. Silahkan tanya langsung para kepala sekolah, apakah ada yang dikutip. Kalau ada, saya juga mau tahu siapa orangnya yang mengutip,” kata Masnot yang dihubungi via selularnya, Jumat (7/5/2024) kemarin.
Terpisah, Kepala SMPN 6 Sibolga, Torang Panjaitan yang ditemui di ruang kerjanya mengaku sangat menyayangkan apa yang diorasikan oleh sekelompok mahasiswa tersebut. Karena menurutnya, para mahasiswa dalam tuntutannya tidak menyebutkan darimana sumber informasi yang mereka peroleh terkait dugaan pungli yang dituduhkan.
Sekilas diterangkannya, penerimaan anggaran dana BOS dari Kementerian Pendidikan, tidak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Melainkan, dana tersebut langsung di transfer ke rekening masing-masing sekolah.
“Mereka sebutkan ada pungli dana BOS, kami bingung juga darimana mereka berpikir terjadi pungli. Karena setahu kami bahwa dana BOS langsung dari rekening Kementrian ke rekening sekolah, itu gak singgah kemana-mana, langsung ke rekening sekolah. Itu bisa dibuktikan dengan rekening koran dan pengelolaannya itu ada juknis. Kita harus sesuai juknis, kita gak boleh lari dari situ,” terangnya.
Senada juga disampaikan oleh Kepala SMPN 3 Sibolga, Syahrul M Siregar, dan 2 Kepala Sekolah Dasar Negeri Sibolga Efentus Bondar Kepala SDN 084094 Sibolga dan Hazlaini Simangunsong, Kepala SDN 081234 Sibolga, yang ditemui terpisah. Mereka juga membatah tudingan para mahasiswa yang menggelar demo di depan kantor Kejari Sibolga.
“Setahu saya dana BOS itu langsung dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan tekhnologi langsung ke rekening kami, setiap kepala sekolah. Jadi, kapan bisa kena sama mereka uang itu, kan begitu, disentuh pun tidak. Jadi saya mewakili kepala-kepala sekolah tingkat SD sangat keberatan dengan itu, dan kami membantah itu tidak pernah terjadi hal seperti itu,” ujar Efentus Bondar.
Efentus juga menyebutkan bahwa dengan dana BOS yang mereka kelola, proses belajar mengajar di sekolahnya hingga kini masih berjalan dengan baik. Ia berpesan kepada para mahasiswa yang menggelar aksi demo, kedepannya agar lebih mengedepankan intelektual dalam mengkritisi sesuatu hal, apalagi yang menyangkut Pemerintah. || Supriadi
Editor: Prasetiyo