AKTUALONLINE.co.id MEDAN ||| Diduga munculnya konflik internal Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Sumut didalangi oleh Sekjen PBJI Pusat, Dr. Dedy Triharjanto, SE., MM. Hal ini dibeberkan oleh Prasetiyo, M.I.Kom selaku Sekretaris PBJI Sumut yang disetujui KONI Sumut.
Melalui siaran pers tertulisnya, Prasetiyo menjelaskan bahwa Dedy telah mengubah struktur kepengurusan PBJI Sumut yang telah disepakati dan ditetapkan melalui musyawarah provinsi yang dihadiri dan dibuka oleh Ketum PBJI Pusat, Laksamana Madya TNI (Purn) Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc, serta dikuatkan dengan persetujuan KONI Sumut tanpa usulan maupun berkoordinasi dengan ketua PBJI Sumut terpilih.
“Tidak boleh ada intervensi, meskipun itu dari pengurus pusat. Struktur yang sudah disepakati bahkan diteken KONI Sumut tiba-tiba dirubah seenaknya,” cecar Prasetiyo, Jumat (10/2/2023) malam.
Dibeberkannya lagi, beberapa nama baru yang dimasukkan oleh Dedy merupakan orang-orang yang sempat membuat PBJI Sumut versi mereka sendiri melalui musprov ilegal, Minggu 27 November 2022 silam untuk menandingi eksistensi Drs. Agustama Apt,M.Kes sebagai Ketum PBJI Sumut yang sah.
“Lebih parahnya, orang-orang yang dimasukkan adalah mereka yang berusaha membuat kekacauan di internal organisasi, dengan buat musyawarah provinsi ilegal. Kok bisa orang-orang tersebut dipaksakan masuk tanpa komunikasi ke Ketua PBJI Sumut terpilih,” kejar pria yang juga praktisi jurnalis tersebut.
Tindakan Dedy sangat disayangkan oleh seluruh pengurus PBJI Sumut yang telah disepakati melalui rapat dan berbagai pertimbangan. Bahkan, menggeser nama pengurus tanpa koordinasi mejadi dugaan adanya kesengajaan agar konflik di internal memang sengaja dibentuk.
“Misalnya di posisi Sekretaris, diganti dengan orang yang jelas beberapa bulan lalu pernah membuat musprov ilegal dan itu diketahui oleh PBJI pusat. Mana bisa seperti itu, jabatan sekretaris itu ibart dalam rumah tangga merupakan istri dan ketua umum adalah suaminya. Keduanya ini harus punya pemahaman sama, bukan seenaknya saja ditentukan dari luar,” tegasnya.
Prasetiyo mengingatkan, tindakan Dedy tersebut bisa menjadi pemicu rusaknya rencana cabor Jujitsu di Indonesia bertanding dalam PON 2024. Konflik yang dipupuk tentu bisa menjadi pertimbangan bagi KONI membekukan kepengurusan dan mengusulkan agar cabor Jujitsu tidak bermain dalam agenda olahraga nasional itu. ||| Red