AKTUALONLINE.co.id MEDAN|||
Akademisi Unimed Dr. Dionisius Sihombing, M. Si, tampil menjadi narasumber pada kegiatan peningkatan kompetensi Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik tingkat SD di Kabupaten Humbang Hasundutan, baru-baru ini (31/5/22) di Hotel Martabe Dolok Sanggul.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Penyelenggara Bimas Katolik Kan kemenag Kabupaten Humbahas dengan Anggaran 2021. Dionisius memaparkan materi Guru yang profesional dan terampil serta berkarakter Berbasis Budaya Batak Dalihan Natolu sesuai dengan semangat moderasi beragama, dalam pemaparannya.
Dion berpendapat bahwa Guru-Guru Agama Katolik di sekolah adalah penjaga iman kekatolikan dan karena itu harus tetap sejalan dengan Pemimpin Gereja serta teman seperjalanan bagi pemimpin gereja dalam memperkuat iman kekatolikan peserta didik. Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik hendaknya tetap terlibat dan berpartisipasi aktif untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan kerohanian di Gereja atau ditengah umat disamping tugasnya dalam mengajar dan mendidik di sekolah. Dion berpendapat Guru-Guru Agama Katolik harus tetap membina komunikasi dan kerjasama dengan pastor di wilayah paroki setempat dalam membina iman umat, tegas sekretaris komisi Pendidikan Keuskupan Agung Medan itu.
“Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik wajib sinergis dengan pemerintah dan pimpinan Gereja, tidak elok tidak sejalan dengan Gereja, sebab Gambaran Gereja ditengah umat, tegas Dion”.
Lanjut Dion, menjadi Guru Pendidikan agama Katolik wajib dihidupi dan menghidupi karunia Roh Kudus dalam bertugas di sekolah dan dalam pelayanan menggereja, maka karakter keteladanan, spirit kasih dan pelayanan dalam kerja wajib terus dihidupkan agar peserta didik merasakan sukacita dalam sekolah. Kemurnian dan ketulusan dalam pelaksanaan tugas terus menerus dirawat sehingga sebagai Guru-Guru yang berbeda dari Guru-Guru umum lainnya. ” Guru-Guru Agama Katolik harus berbeda, dari gaya jalannya pun ucapannya bisa terlihat berbeda, terang Dion.
Karena itu di harapnya agar terus berbenah dan memberi panggilan, dengan terus mengandalkan kuasa Roh Kudus dalam melaksanakan tugas. Dion menyakini setiap Guru dapat tampil prima dan mantap dalam bertugas jika pertama memandang tugasnya sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Pencipta Kehidupan. Menjadi Guru itu bukan kebetulan, melainkan karena Tuhan memilih dan melayakkan Guru-Guru Agama Katolik sebagai penyemai nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik. Kesadaran akan hal itu wajib dipupuk, sehingga tetap bangga dan bersukacita dalam melaksanakan tugas, walau situasi dan dinamika tugas keguruan tak selalu sesuai harapan.
Diakhir pertemuan, ketua pelaksana kegiatan Junior Julius Lumbantoruan, SH mengucapkan terimakasih kepada narasumber Dr. Dion dan Jamilin Purba, MM, mantan kadisdik Kab. Humbang Hasundutan yang telah menyemangati dan mendorong para Guru Agama Katolik untuk melakukan pemantapan tugasnya di sekolah dan juga ditengah umat sebagai teman sinyal dalam pelaksanaan tugas-tugas Gereja.
Junior berharap agar para Guru Agama Katolik mampu mengambil makna positif dari kegiatan pembinaan yang dilaksanakan. “Mari laksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya, sinergitas dengan pemerintah dan pemimpin Gereja agar kehadiran kita membawa dampak kemajuan di sekolah dan masyarakat dimana kita berada, harap Junior.|||Sahat MT Sirait
Editor: SMTS